Hamil

1729 Words

Sekembalinya dari rumah sakit, Ghazanvar langsung membawa Naraya ke kamar, tidak kembali ke pesta yang saat itu belum berakhir. Naraya langsung berbaring di ranjang karena tubuhnya terasa lemas sekali. Dia berbaring miring, menekuk kakinya dengan tangan pengusap perut. Tiba-tiba air mata Naraya menetes lagi, dadanya bergemuruh mengakibatkan sesak dan dia mulai terisak. “Sayaaang.” Ghazanvar yang sedang menanggalkan tuxedonya bergegas mendekat. “Are you oke?” Ghazanvar naik ke atas ranjang memeluk Naraya. “Nay enggak apa-apa tapi enggak tahu kenapa ingin nangis.” Naraya bicara di antara isak tangis. “Ingin nangisnya karena apa? Aku salah apa, sayang?” “Enggak, Abang enggak salah … Nay, inget sama ibu dan Bapak.” Ghazanvar memberikan kecupan di puncak kepala Naraya lantas mengerat

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD