Datanglah Reagan bersama ibu tirinya ke rumah keluarga Stalqher. Sepanjang jalan pemuda itu hanya diam. Setiap Zefanya mengajak bicara, ia hanya menjawab singkat. Duduk di ruang tamu, keduanya sama-sama menghela panjang. “Semoga Malika bisa memaafkanmu supaya masalahnya cepat selesai,” ucap Zefanya lirih. “Hmmm …,” tanggap Reagan datar. Kemudian, pintu ruangan terbuka dan masuklah dua orang wanita, yaitu Malika dan ibunya. Zefanya segera berdiri menyambut, begitu pula dengan Reagan, walau sejatinya pemuda itu sungguh malas berada di sini. “Hai, Riana! Apa kabar?” ucap Nyonya Besar Lycus melebarkan tangan, tersenyum ramah. “Baik, Zefa. Bagaimana denganmu?” Dua orang Nyonya Besar saling berpelukan. Malika dan Reagan saling pandang. Lelaki itu hanya tersenyum dingin. Selesai menyap