Grace melakukan apa yang diperintah oleh Malika. Saat mendekati jam makan siang, ia mendatangi Sasya di ruang kerjanya. “Hai, aku Grace, bisa kita bicara sebentar?” Sasya mendongakkan kepala, sedikit terkejut ada karyawan lain mengunjunginya. Terlebih, dia tahu siapa wanita itu. Tersenyum, lalu mengangguk, “Sure, ada yang bisa kubantu?” “Apa kamu tahu siapa aku?” tanya Grace menjulurkan tangan, mengajak berkenalan. Menjabat tangan tersebut, Sasya kembali mengangguk. “Ya, kamu Grace, sekratris Tuan Sean Lycus yang kini menjadi sekretaris putranya, yaitu Tuan Reagan Lycus. Ada apa karyawan ring satu datang kemari, ke bagian buruh pabrik?” kekehnya. Grace ikut tertawa mendengar ucapan itu, lalu melihat ke sekitar. “Uhm, apa yang ingin aku bicarakan denganmu butuh privacy. Bisa kita bicar