Jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Mobil sport yang dikendarai oleh Azeil berhenti tepat di depan gerbang masuk bangunan kamar sewa, bertuliskan Little Story. “Yang,” panggil Azeil sembari melepas lock safety belt yang dikenakan Dyra. “Hm?” sahut gadis itu. “Kita ke Psikiater, iya?” ajak Azeil, tanpa menatap wajah kekasihnya. Dyra yang tengah melihat ke arah jalanan, seketika mengalihkan pandangannya, lalu meraih tangan pria yang kini tengah menghadap padanya untuk ia genggam. “Buat apa?” tanya Dyra mengernyitkan dahi. Azeil yang sejak tadi menundukkan kepalanya, memberanikan diri untuk menatap wajah Dyra. Ia mencoba menahan segala perasaannya, kemudian menghela napas dalam-dalam. “Aku pengen kamu sembuh dari psikosomatis yang kamu derita, Yang. Penyakit mental yang k