Rafael diam tanpa ekspresi, anak laki-laki yang semula tampak sangat antusias itu mendadak berubah wajahnya. Bola matanya yang bening bergerak-gerak menatap wajah Jayden, menganalisa dengan pikiran kanak-kanaknya. Jayden mengelus lengan Rafael kembali, kali ini lebih lembut dari sebelumnya. "Papa minta maaf," kata Jayden. "Dulu Papa—" "Rafa mau tidur dulu, kata Mama harus istirahat sebelum diperiksa dokter." Rafael menjauh, ia segera merebahkan tubuhnya di kasur dan memejamkan matanya. "Rafa," panggil Jayden, tidak bisa dipungkiri jika hatinya sangat sakit melihat Rafael tak seantusias seperti sebelumnya. "Apa kau juga membenci Papa, Nak?" "Papa memang salah karena enggak bisa jagain Mama. Papa menyesal dulu tidak ada saat Rafa lahir, sekarang Papa ingin menebus kesalahan Papa, apa