"Aku ingin kamu tinggal sama kami. Biar aku tenang." "Tapi Mas, aku nggak apa-apa tinggal di sini. Lagi pula, kandunganku sehat-sehat aja, Mas. Nggak ada yang perlu dikhawatirkan." "Tapi di sana kamu nggak sendirian." "Mas, akan lebih baik jika aku dan Mbak Niken nggak serumah, Mas. Lagi pula, aku nggak enak sama Mbak Niken." "Kenapa nggak enak? Itu rumahku. Hakku juga untuk mengajak kamu tinggal di sana." "Tapi Mas--" "Aku nggak mau dibantah. Tugas kamu hanya tinggal nurut sama aku!" Semakin lama, Nadia semakin paham pada sifat Farhan. Atau mungkin justru hanya baru sebagian sifat pria itu yang ia ketahui. Ia salut pada ketegaran dan kesabaran Niken yang mampu bertahan sampai sejauh ini. *** Farhan akhirnya membawa Nadia ke rumahnya seminggu kemudian. Aira yang awalnya welcome pa