Satu - Hari Pertama Kerja
Pagi ini Puja bersiap untuk pergi ke sebuah Perusahaan yang kemarin baru saja menerimanya bekerja di sana untuk menjadi seorang Sekretaris. Ia benar-benar mempersiapkan semua itu sejak masih petang. Menyiapkan segala sesuatunya biar tidak ada kesalahan sedikit pun. Tentunya juga menyiapkan bekal untuk nanti makan siang.
Puja Anjani, gadis berusia dua puluh tiga tahun, kini baru saja turun dari sebuah taksi di depan sebuah gedung pencakar langit. Ia menatap gedung itu dengan lekat. Seakan dirinya tidak percaya kalau hari ini mulai bekerja di sana.
Hanggara Group, perusahaan bonafit yang banyak sekali diincar oleh para pencari kerja setelah lulus kuliah. Kini Dewi Fortuna berpihak pada Puja, yang kali ini ia datang kedua kalinya di perusahaan itu untuk menjadi Sekretaris CEO di perusahaan tersebut.
Jabatan yang sangat diminati para pencari kerja, terutama perempuan. Yang cantik, seksi, pintar, dan mumpuni. Bagaimana Puja tidak bangga mendapatkan kesempatan emas itu, dengan tawaran gaji yang cukup fantastis juga. Padahal penampilannya tidak seseksi wanita-wanita yang kemarin ikut Interview juga saat itu.
Puja mengembuskan napasnya dengan berat, sebelum dia berjalan memasuki gedung tersebut. Dengan jantung yang berdetak kencang, Puja melangkahkan kakinya dengan tegas untuk masuk delam sana.
“Selamat pagi. Permisi, Mbak? Apa saya bisa bertemu dengan kepala HRD?” tanya Puja saat tiba di depan Resepsionis.
“Selamat pagi juga, Mbak. Mohon maaf, dengan siapa, ya? Dan, apa sebelumnya sudah ada janji, Mbak?” tanya Resepsionis tersebut dengan ramah.
“Saya Puja Anjani. Sudah ada janji kemarin. Saya karyawan baru yang kemarin lolos interview, dan akan menempati pososi Sekretaris, Mbak,” jawab Puja.
“Oh iya, saya lupa. Mbak yang mau menggantikan posisi Bu Rena, ya? Sebentar ya, Mbak, saya telefonkan dulu,” ucapnya. “Maaf, perkenalkan nama saya Intan. Salam kenal ya, Mbak?” Sambungnya memperkenalkan diri dengan ramah.
“Iya, salam kenal juga, Mbak,” jawab Puja.
Intan menelefon bagian Kepala HRD, kalau calon Sekretaris baru pengganti Rena sudah datang. Dan sangat tepat waktu sekali datangnya. Puja terus meredakan detak jantungnya yang masih sangat berdebar karena dia hari ini akan mulai bekerja.
“Mbak Puja, langsung naik ke lantai delapan belas, ya? Nanti di sana ketemu sama Pak Andi. Beliau kepala HRD di sini.”
“Baik, Mbak Intan. Terima kasih.” Jawab Puja.
“Sama-sama, Mbak.”
Puja langsung berjalan menuju lift untuk naik ke lantai delapan belas dengan perasaan yang sedikit lega, karena dia bertemu karyawan yang begitu ramah. Baru saja dia masuk, sudah bertemu resepsionis yang sangat ramah sekali padanya.
“Senangnya, aku pasti betah di sini. Pegawai di sini saja ramah sekali. Semoga CEO di sini juga seramah karyawannya,” batin Puja sambil menunggu lift yang tumpangi berhenti di lantai delapan belas.
Ting!!
Suara lift berhenti, dan pintu lift pun terbuka.
“Astaga! Mata Adek ternoda!” ucap Puja seraya menutup matanya, tapi membuka sedikit jarinya supaya bisa mengintip siapa yang pagi-pagi sudah melakukan hal m***m di dalam lift.
Puja dikagetkan dengan seorang pria tampan dengan setelan jas rapi, dan wanita seksi yang berada di dalam lift. Di sana mereka sedang melakukan adegan panas, di mana pria tampan itu, sedang mencumbu wanita seksi itu di bagian dadanya. Persis seperti bayi yang sedang menyusu ibunya.
“Siapa kamu! Buka tanganmu!” ucap Pria itu di depan Puja.
“Ampun deh, pagi-pagi sudah m***m di kantor! Ketahuan atasanmu baru tahu rasa kamu! Ingat ini kantor, Tuan! Nanti jadi apes kantornya! Bisa-bisa bangkrut, karena ada karyawan yang m***m seperti anda!” ucap Puja.
“Berani kamu bicara seperti itu? Kamu tidak tahu siapa saya?”
“Saya bicara seperti itu karena ucapan saya benar, lagian untuk apa saya tahu tentang Anda? Pria m***m!” ucap Puja. Lalu Puja langsung masuk ke dalam lift.
Mata pria itu menatap tajam puja, dan Puja pun membalas dengan melotot ke arahnya, serta menjulurkan lidahnya pada pria itu sebelum pintu lift tertutup.
“Ampun deh, pagi-pagi sudah dapat pemandangan kotor sekali!” gerutu Puja.
Sedangkan diluar sana, seorang pria gagah dan tampan sedang mengemudikan mobil sport hitam miliknya. Berulang kali dia memukul stir kemudinya saat teringat kejadian di lift tadi. Dirinya masih bertanya-tanya siapa gadis yang sudah berani melotot pada dirinya dan menjulurkan lidah padanya seakan dia telah mengejek dirinya.
“Sial, siapa dia? Bisa-bisanya dia masuk bebas ke kantorku!” umpatnya kesal.
Akash menambah kecepatan mobilnya lagi, supaya dia cepat sampai ke tujuannya. Setelah tadi melepaskan perempuan yang ia bawa ke kantornya, kini dia kembali mencari wanita selanjutnya yang akan ia bawa ke kantornya lagi.
Akash, seorang CEO Hanggara Group, dia laki-laki yang tampan, pesonanya begitu memikat siapa pun yang melihatnya. Tubuhnya tegap, berkulit putih bersih, mata tajam dan hidung mancungnya membuat siapa pun yang melihatnya langsung jatuh hati.
Namun sayangnya, pria itu Sang Cassanova. Hatinya kaku, sikapnya dingin, akan tetapi ada sisi baiknya, dia tidak pernah menyepelekan soal kesejahteraan semua karyawan di kantornya, meski dia terbilang Bos yang galak, tegas, serta dingin.
“Akan aku buat perhitungan dia, aku akan cari tahu siapa dia. Berani sekali dia mengatai aku begitu, dan melotot padaku. Belum tahu aku siapa!” ucapnya semakin marah.
Untung saja saat ini dia akan menyewa perempuan lagi untuk ia ajak bersenang-senang. Sehingga bisa untuk meluapkan semua emosinya karena gadis yang ia temui di depan lift tadi.