Radit melangkah lebar menuju pintu balkon. "Putri!" Wanita yang berdiri di balkon itu memutar tubuh. Mereka saling tatap. "Putri!" "Salam, Tuan." Radit tidak membalas salam Dayang Putri, ia bergerak mendekat dan mendekap Dayang Putri dengan sangat erat. Dayang Putri tersenyum, kedua tangannya terangkat untuk balas memeluk Radit. Pelukan itu terjadi sangat lama, seakan mereka berdua tengah mencurahkan rasa rindu yang ada. Padahal mereka berpisah belum ada satu hari. Tapi rasa cemas, membuat rindu itu terasa sangat menyiksa. "Maaf!" Radit yang pertama tersadar. Dilepaskan pelukannya di tubuh Dayang Putri. Radit mundur satu langkah. "Maafkan aku. Rasa cemas membuat aku merasa sangat bahagia melihatmu ada di sini." Radit memberi alasan atas sikapnya yang lancang memeluk Dayang Putri.

