Perjalanan mereka lanjutkan ke kampung berikutnya.
Mereka melewati beberapa kampung lagi dan singgah di kampung tempat bermalam. Tempat bermalam mereka kali ini bernama kampung Sawit karena banyak kebun Sawit yang tumbuh di sana. Kampung itu terkenal sebagai penghasil kelapa sawit di Marata.
Sejak memasuki kampung itu perasaan Dayang Putri sudah merasakan sesuatu yang berbeda dari hawa yang dirasakannya.
"Apa Tuan merasakan sesuatu?" Tanya Dayang Putri pada Radit begitu mobil mereka memasuki kampung itu.
"Merasakan apa, Dayang Putri?" Radit balik bertanya. Tatapannya pada wajah istrinya.
"Ada hawa panas yang aku rasakan. Aku merasa ada yang tidak beres pada kampung ini." Dayang Putri mengusap wajahnya.
"Sepertinya kamu semakin peka. Ataukah sesungguhnya kamu memang sudah peka dari du
