"Honey??! Nama Bapak jadi madu sekarang, hah?!" Sekujur tubuh Hang terasa seperti balok es kala Amel berteriak lantang menyuarakan kemarahan wanita itu. Hang kaku dan menggigil dalam waktu bersamaan. Pucat-pasi, mungkin begitu jika dianalogikan dalam bahasa-bahasa novel ala anak senja. "Amel.." cicit Hang dengan suara melirih. Jujur Hang mati kutu karena rasa takut yang membabi buta. Dia tak mau ditinggalkan Amel. Amel sudah menjadi hidup dan matinya. Bagaimana jika tiba-tiba ia berpulang karena Amel tidak ada?! Hang pasti mati merana. Hell!! Mereka akan menikah dan karena satu babi i***t, acaranya gagal?! Amit-amit saja! Hang akan bunuh manusia yang mengaku hamil anaknya ini! Beraninya wanita itu. Tidak tahukah ia telah menemukan tambatan hati sekarang! Ck! Kesal sekali Hang rasanya.