Amel menggelengkan kepala. Ia menatap mangkuk sop iga di meja, lalu kepalanya kembali bergerak ke kanan dan kiri. "Bukan.. Bukan rasa kayak gini yang saya ingin kan Marini!," jelas Amel lalu meletakkan sendok.
Amel melipat tangan ke d**a lalu menatap Hang yang kini berkutat dengan berkas. "Mas.." panggil Amel merengek membuat Hang melupakan pekerjaan lelaki itu.
"Kenapa, Sayang?!" Hang memusatkan atensinya pada sang istri.
"Ini bukan rasa yang aku pengenin, Mas!," adu Amel. Ia memelas sembari membelai-belai perutnya sendiri. Hang tak mungkin kan mengabaikan ia dan anak mereka?! Kepercayaan itu jelas tergambar dari setiap tindakkan Amel. Ia begitu percaya diri, menggunakan kandungannya sebagai alat mendapatkan semua keinginannya.
"Kamu beli dimana, Mar?" tanya Hang. Ia bangkit dari kurs
