54. Mimpi Indah_Edited

3218 Words

Senyuman perempaun cantik itu merekah saat membuka pintu dan melihat lampu di kamar kekasihnya ini masih tamaram, dengan orangnya sendiri masih tengkurap di atas kasur seperti paus terdampar. Dia pasti kelelahan. Bagaimana tidak? Setelah lembur, mereka langsung pergi. Kemarin malam, mereka baru sampai Ubud. Tentu saja mereka pergi sendirian, hanya berdua, menginap di salah satu villa milik keluarga Panji yang berada di sana. Kalau mau, kalau nekat, mereka bisa saja tidur di salam satu tempat yang sama, tapi mereka memilih tidur di kamar sendiri-sendiri. Panji harus ingat kalau mereka belum halal, jadi lebih baik mencegah daripada terkanjur jadi. Prevention is better than cure.  Dengan langkah pelan, Jani mendekat. Ia duduk di tepi ranjang dan mengusap surai gelap itu pelan. “Bang Panji

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD