51. Seakan Sia-Sia

1665 Words

Dulu sekali ketika mamanya menangis pilu saat Nyanya berpulang, Dafa tak sekalipun mengatakan sesuatu yang muluk-muluk. Ketika itu, dia yang juga sama terpukulnya hanya bisa mendekap mamanya erat dengan perkataan yang sama setiap harinya. “I am here, Ma. Aku nggak akan ninggalin, Mama. No matter what.” Begitu terus sampai akhirnya mamanya bangkit sampai seperti sekarang. Tabah dan berbesar hari mengikhlaskan putri kecilnya pergi lebih dulu mengahadap Tuhan. Sama halnya dengan sekarang, Dafa berulang kali membuang napas kesar saat langkah kakinya hampir sampai ke salah satu ruangan yang dia yakini adalah ruang rawat mamanya Panji. Kalau mamanya Dafa sendiri yang melihat ini, pasti menangis melihat anaknya diakui oleh orang lain. Oh ayolah, masak hanya masalah wajah mirip Dafa langusung d

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD