Nara berdiri di depan Damar dengan memasang wajah datar. Sama seperti tadi malam, Nara tidak banyak berbicara kecuali Damar memberinya sebuah pertanyaan, itu pun dijawab dengan kalimat seadanya oleh wanita itu. Mereka memang berhadapan sekarang. Tapi rasanya Nara berada jauh sekali darinya. Seolah Damar di Bumi ini dan Nara berada di planet lain. Jauh sekali. Damar meneguk ludahnya dengan sedikit berat. Melihat Nara hanya diam seperti ini membuatnya merasa kebingungan. Ternyata bertengkar dengan Nara tidak ada enaknya sama sekali. “Genara, kamu sakit? Badan kamu panas sekali. Kita ke rumah sakit, ya....” Damar langsung merasa panik saat tangannya tak sengaja bersentuhan dengan tangan Nara yang begitu panas. Wanita itu demam, pantas saja wajahnya pucat sekali. “Mau apa kamu ke mari, Mas