47. Tidak Ingin Mengakui

1646 Words

Pada pukul sepuluh pagi Maevea terjaga, dia tidak bangun sendiri melainkan dibangunkan oleh kepala pelayan. Wanita itu segera membersihkan tubuhnya kemudian berpakaian. Ia bergegas menuju ke ruang tamu di mana ibu mertua dan kakak iparnya menunggu. “Ibu, Kakak ipar.” Maevea menyapa dua wanita berbeda generasi di depannya. Lize berdiri dari tempat duduknya lalu tersenyum ringan. Ia mendekati Maevea kemudian memeluknya. “Bagaimana kabarmu, Eve?” “Baik, Bu,” balas Meavea. “Bagaimana dengan Ibu dan Ayah?” “Semuanya baik.” Di sofa, Lara mendengkus tidak suka. “Sepertinya kau sangat suka bermalas-malasan. Jam seperti ini kau baru bangun tidur. Rael benar-benar kasihan memiliki istri pemalas sepertimu.” Lara mulai mengkritik Maevea di setiap kesempatan yang ada. Lize mengalihkan pandangan

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD