Bab 77

846 Words

Beberapa bulan setelah Noah pergi ... Malam itu, hujan turun mengguyur bumi begitu deras. Maya duduk di kursi kecil di dalam kamar sempitnya. Tubuhnya lemah, wajahnya pucat, dan keringat dingin mengalir di pelipisnya. Rasa sakit di perutnya semakin menjadi-jadi. “Aduh... sakit sekali…” Maya memegangi perutnya, napasnya tersengal-sengal. Dengan tangan gemetar, dia meraih ponselnya dan menekan nomor Dimas. Ponsel berdering beberapa kali sebelum akhirnya tersambung. “Halo? Maya? Ada apa?” suara Dimas terdengar di seberang. “Dimas... aku… aku butuh bantuanmu,” Maya berbicara dengan suara bergetar. “Ada apa? Kamu kenapa?” tanya Dimas, terdengar cemas. “Aku… aku mau melahirkan… tolong, Dimas… aku nggak bisa sendiri,” Maya memohon, air matanya mengalir deras. Namun, tiba-tiba rasa sakit y

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD