When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Lilian terbangun, ketika matanya silau terkena sinar matahari yang mulai menerangi kamar ini. Sinarnya tembus melalui jendela besar di samping tempat tidur. Rudy masih tampak tertidur sangat lelap sambil memeluk pinggang Lilian erat seakan takut terlepas. Lelaki ini telah menyiram kebun bungaku yang sudah gersang selama enam belas tahun tak pernah terkena siraman cinta dari seorang pria dan dia melakukannya dengan sangat lembut sesuai impianku bertahun-tahun lalu, ingin melakukan kegiatan cinta nan lembut, pelan mengalun penuh irama. Saling membelai, saling mencium dan menyelaraskan gerakan agar bersama mencapai puncak kenikmatan. Lilian sangat suka dengan semua yang dilakukan Rudy kepadanya kemarin dan keinginan itu memuncak lagi pagi ini. Lilian pun menurunkan tangannya untuk mengelus