"Dia.." "Dia siapa, Ayah?" "Nina, Ibumu," jawab Arga lirih. Mata Mala membesar, lalu ia bangkit dari duduk, ia melompat-lompat sambil tertawa ceria. "Ibu! Ibu!" "Psstttt" Arga meminta Mala jangan berisik, ditarik lengan Mala agar duduk kembali. "Aku sangat bahagia, Ayah, sangat bahagia!" "Pssstt, Ibumu belum tahu." "Apa? Apa aku yang harus menyampaikan niat Ayah pada Ibu?" "Jangan! Biar Ayah yang akan melamar Ibumu. Ayah tidak ingin Ibumu terpaksa menerima Ayah, kalau kamu yang memintanya. Ayah ingin jawaban yang datang dari lubuk hatinya," ujar Arga dengan mata berkaca-kaca. "Ya Allah, aku bahagia sekali, Ayah. Ini adalah hal yang paling aku impikan di dalam hidupku, untuk melihat kedua orang tuaku hidup berdampingan, dalam satu ikatan di depan Allah, aku bahagia, aku bahagia!" M