Please Stay With me

¤¤ " Aku harap harap itu lebih dari cukup" Zico mengeluarkan beberapa kartu Atm dari dompet lalu melemparnya ke atas kasur yang saat ini tengah berbaring seorang wanita cantik tanpa sehelai kain. Setelah melempar kartu Atmnya Zico segera hengkang dari hotel yang ia tempati untuk bermalam bersama seorang wanita yang baru saja di bayarnya. "Huff" laki-laki bernama lengkap Zico Abraham itu menghembuskan nafas pelan setelah sampai di Apartemennya, ia segera bergegas kekamar mandi untuk membersihkan diri. Air shower yang mengalir deras itu kini membasahi tubuh Zico. Dada putih berotot dan atletis itu ia pamerkan ke arah kaca lalu matanya menelesik tubuhnya melalui kaca tersebut. "Hah.." bibirnya kembali mengeluarkan desahan. Namun kali ini bukan sebuah desahan gairah melainkan desahan berat dalam kehidupan. *** "Zico!" 2 lelaki tampan baru saja menyambut kedatangan Zico yang baru saja menuruni mobil di depan kampus Teknokrat. Namun Zico hanya menanggapi sambutan dari sang kawan dengan sebuah lirikan singkat. "Kenapa baru datang?" tanya Arga teman Zico. Lagi-lagi Zico tak menjawab ia malah asik dengan ponsel yang di genggamnya sembari berjalan cepat ke arah kelas. "Zico, Ayahmu datang kemarin" langkah Zico terhenti saat Sem salah satu temannya menyebut kata "ayah". Lelaki dingin tanpa banyak bicara itu memutar tubuhnya. " Apa yang dia bilang?"tanya Zico dengan nada elegannya. "Ayahmu bilang,kamu harus segera menemui dia" ucap Arga. "Temui dia Zico kalau kamu tidak mau masalah mu bertambah rumit" timpal Sem. "Masalah tidak akan rumit kalau aku tidak lahir di dunia, salah mereka yang menghadirkanku di bumi ini, jadi jangan salahkan aku jika aku tetap seperti ini" jelas Zico panjang sembari mengungkapkan kemarahannya melalui tatapan matanya yang begitu tajam. "Zico.." lirih Sem hendak menggapai lengan Zico namun di tepis terlebih dahulu dengan si pemilik lengan. Lelaki bertubuh tinggi itu melangkahkan kakinya dan meninggalkan 2 temannya yang masih mematung di tempat. Tbc