Tanpa disadari, waktu berjalan cepat. Cahaya lampu mulai berubah menjadi lembut kuning, menambah aura intim di kamar mereka. Setelah beberapa saat, mereka duduk bersandar di ranjang, saling tersenyum, bercampur rasa hangat dan nyaman. Adrian menatap Nayla, lalu berkata:
“Rumah ini baru … tapi rasanya udah kaya rumah kita sendiri. Aku suka … kita bisa jadi lebih dekat lagi, di sini.”
Nayla menepuk pipi Adrian, pura-pura kesal tapi matanya tetap berbinar. “Aku juga suka … tapi jangan lupa, besok kita masih harus beres-beres apartemen. Jangan terlalu nakal dulu.”
Adrian tertawa, memeluk Nayla erat. “Oke, aku janji … setidaknya sampai besok.”
Mereka akhirnya rebah di ranjang, masih dalam pelukan satu sama lain. Ketenangan sore itu berubah jadi malam hangat, apartemen terasa hidup dengan ta
