“Tidur sudah malam, dan pertimbangkan kuliah yang saya rekomendasikan nanti,” ucap Efrain. “Saya izin sama pacar saya dulu, Mas. Biar bagaimana pun, dia kan nanti akan jadi suami saya, enggak mau kalau harus putus tengah jalan,” jawab Indira. “Hmmm ya sudah, selamat tidur, mimpi indah ya,” balas Efrain malas. Mereka pun memutuskan panggilan itu. Indira kemudian melihat Farhan mengiriminya pesan. Dia pun menelepon Farhan. Respon yang berbeda dengan Efrain tadi, Farhan terdengar malas menerima panggilannya. Suaranya tak bersemangat. Indira melihat jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. “Kuliah?” tanya Farhan. “Iya, Mas,” ucap Indira. “Macem-macem saja deh, mau apa di kampus? Pamer? Cari pacar baru?” “Ya enggak, buat masa depan saja, kan kalau kuliah bisa kerja di tempat yang