Hari berlalu makin cepat, kandungan Khansa sangat sehat. Karena perempuan itu tak kekurangan suatu apapun. "Za, susunya diminum!" ucap Zakira dari dapur. Khanza berjalan menghampiri Mamanya. Meminum s**u dengan cepat. Ia tidak sabar menantikan kelahiran bayinya. "Halo ibu hamil! Aku bawain martabak nih!" Varel menjembulkan kepalanya di pintu penghubung dapur. "Kenapa sih repot-repot mulu!" ucap Khanza. Ia sudah banyak merepotkan Varel. Tadi, ia sempat buat Story w*****p kalau ia ingin martabak. Dan lihatlah, Varel sudah membawakan makanan kesukaan para ciwi itu. "Kan aku calon papa!" ucap Varel menaik turunkan alisnya. "Ekhhhm!" Fandy berdiri di belakang Varel dengan menatap tajam pria itu. Varel tersenyum kikuk. Papa Khanza selalu mengintimidasi dirinya. Bukan karena apa-apa. Fandy