"Tapi.. Kamu calon istriku Aya..." Gala membelai rambutnya. "Sebesar itu perasaanku kepadamu. Sampai aku tidak lagi menjadi diriku dan sungguh.. Aku takluk," Gala tersenyum. "Jadi?" Aya merasa matanya berkaca kaca. Ada rasa tidak tega telah menyakiti perasaan lelaki di hadapannya. Bahkan, Gala sampai harus menghadapi trauma seumur hidupnya. "Jadi.. Andaikata kamu menyakitiku karena hal yang tadi kamu sebutkan, mmm... Aku pikir, rasa marahku tidak akan sebesar rasa sayangku," Gala mengecup bibir Aya. "Kamu janji?" Aya mengusap pipi Gala "Ah, matamu indah sekali. Tapi kenapa ada air mata di pelupuk matamu?" Gala menghapus air mata yang hendak mengalir. "Aku janji Aya sayang," Gala mengangguk. "Janji akan menjaga perasaanku dan tidak membiarkan rasa marah atau kecewa mengalahkan