Salina mulai meragukan sesuatu. Apa suaminya ini punya kemampuan membaca pikiran? Dante benar-benar memainkan perannya dengan sempurna. Pura-pura jadi suami idaman. Saat Salina ingin meletakkan tangan di atas meja, Dante justru lebih dulu menangkapnya dan menggenggamnya erat. Jari-jari pria itu bahkan dengan santai memainkan jemari Salina, seperti sepasang kekasih mesra yang sedang menikmati kencan. Hebat. Salina tersenyum tipis, menahan perasaan aneh di dalam dadanya. Sejak kapan Dante jadi sepeka ini? Dan itu belum selesai. Ketika dia hampir menunduk terlalu cepat, Dante dengan sigap menahan kepalanya agar tidak terbentur meja. Seakan itu belum cukup, pria itu juga dengan santai menuangkan air ke dalam gelas Salina, lalu menyodorkannya tanpa berkata apa-apa. Salina menatapnya deng

