Salina tersentak. Napasnya masih tersengal saat Dante menatapnya dengan intens. Mata pria itu gelap, tajam, penuh kepemilikan. Seakan-akan dia sudah membuat keputusan, dan Salina tidak punya pilihan selain menerimanya. “Apa maksud lo?” suara Salina berusaha terdengar tegas, tapi dia tahu nada suaranya terdengar bergetar. Dante tersenyum miring. Seringaian khasnya yang membuat bulu kuduk Salina berdiri. Ada sesuatu di balik sorot mata itu—sesuatu yang dingin, penuh keyakinan, penuh obsesi. "Gue akan buat lo hamil anak gue." Salina menahan napas. Dadanya terasa sesak, jantungnya seperti berhenti berdetak untuk sesaat. Dante bergerak lebih dekat, tubuhnya mengurung Salina di bawahnya. Suara napasnya hangat di telinga wanita itu, menelusup ke pori-pori, membuatnya merinding dalam ketakut

