"Sal, lo yakin nggak papa ke sini?" tanya Kalia sambil menatap sekitar, suasana Basta Club yang mulai padat dengan lampu-lampu temaram dan musik EDM berdentum membuatnya sedikit gelisah. Bukan karena tempatnya, tapi karena status sahabatnya yang sudah berumah tangga. "Iya nih," timpal Lilla sambil menyeruput mocktail-nya. "Gue ngeri aja kalau suami lo tiba-tiba nongol terus ngelabrak kita rame-rame." Salina mengangkat gelas soda dinginnya lalu meneguk santai. "Tenang, woy. Lah ini juga klub adeknya sendiri, ngapain dia ngamuk?" Kalia dan Lilla langsung terbatuk nyaris bersamaan. "Wait. Siapa?!" tanya Kalia, nyaris berdiri dari sofa velvet merah di lounge VIP mereka. "Denta lah," jawab Salina enteng, seolah itu hal biasa. "Anjir, kenapa nggak dari tadi lo bilang?!" Kalia mulai panik,

