Tidak ada seorang pun yang akan tahu bagaimana masa depan akan terjadi. Semua menjadi begitu tidak terduga bagiku. Aku dan Herman yang dulunya hanya sebatas teman, sahabat semata, begitu yang selalu kami tekankan di hati masing-masing, mendadak menjadi lebih daripada itu. Entah siapa yang jatuh cinta lebih dulu, yang jelas, Herman yang mengajakku jadian. Kami bersama, seperti sahabat dan kekasih, yang berbagi suka dan duka tanpa gengsi. Aku percaya padanya, demikian pula dengannya. Kami bersama dalam cinta, membangun asa dan cinta. Bersamanya, aku merasa bisa melakukan apa saja. Restu orang tua pun didapat dengan mudah. Walau sempat harus LDR, Herman selalu setia. Demikian pula denganku. Kami bersama merajut cinta dan memutuskan untuk berumah tangga. Pernikahanku dan Herman digelar sederh

