Meski malam semakin larut dan bulan sudah hampir berganti tugas lagi dengan matahari, Raymond masih termenung di ruang kerjanya. Raymond terus merasa gelisah setelah percakapan singkatnya dengan Elena baru saja. Bahkan daripada percakapan, mungkin lebih bisa disebut sebagai peringatan. Masih jelas di ingatan Raymond bagaimana sikap, saat putrinya itu terbangun saat diletakkan kembali ke tempat tidur. “Tante Elena…” Olin mengerjapkan matanya pelan, wajahnya masih terlihat sangat mengantuk, tetapi dia berusaha keras membuka kedua matanya. “Tante Elena sudah pulang, Sayang.” Raymond mengusap kepala Olin penuh sayang, sambil membereskan rambutnya yang sedikit acak-acakan. “Papa?” Mata Olin terbuka semakin lebar, meski masih sangat mengantuk, Olin cepat-cepat menegakkan tubuhnya untuk duduk