BAB 45

1044 Words

Di ruang tunggu rumah sakit yang sepi dan semakin terasa dingin, Desi duduk dengan tatapan kosong, berusaha menahan air mata yang membasahi pipinya. Di sebelahnya, Ibu Rita terlihat sama paniknya, memandang pintu ruang ICU dengan wajah penuh ketakutan. Keduanya menunggu dalam kegelisahan yang tak tertahankan, berharap keajaiban segera datang. Tiba-tiba, dokter keluar dari ruang ICU. Desi dan Ibu Rita langsung bangkit dan menghampiri dokter dengan wajah penuh harap sekaligus ketakutan. “Bu Desi, kondisi putri Anda, Luna, semakin kritis,” kata dokter dengan suara serius. “Kecelakaan tadi membuat Luna kehilangan banyak darah, dan sekarang dia benar-benar membutuhkan transfusi darah segera.” Desi menarik napas panjang, menenangkan diri sebelum bertanya dengan suara bergetar, “Dok, bukank

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD