Keesokan harinya, tak ada sepatah kata pun keluar dari mulut mereka berdua, Rui dan Aldo. Bahkan, seorang anak laki-laki tengah bermain di meja makan, sembari disuapin oleh pembantu rumah tangga juga tidak digubrisnya. Aldo seperti biasa, setelah sarapan dia langsung berangkat kerja. Melihat putra kecilnya masih belum selesai makan, mau tak mau dia menunggu. Jika dilihat lebih lama wajah putranya, tentu dia tidak akan melibatkan permasalahan hubungan keluarga sendiri. Rui, sendiri pun membisu. Dia ingin mengajak bicara dengan Aldo. Tapi, melihat sikap Aldo masih mendiaminya, dia pun mengurungkannya. "Ayo, Nak Albert. Dua suap lagi habis. Kasihan Papa sudah menunggu," bujuk pembantu itu agar Albert mau menghabiskan sarapannya. Albert tetap tidak membukakan mulutnya. Walaupun di mulu