bc

Mission in Case (Indonesia)

book_age12+
1.0K
FOLLOW
10.5K
READ
murder
FBI
manipulative
goodgirl
student
mystery
genius
detective
highschool
crime
like
intro-logo
Blurb

[BOOK 1 MISSION SERIES]

Kehidupan di SMA Argosaka yang semula tenang berubah menjadi penuh kekhawatiran. Insiden pembunuhan terjadi secara beruntun. Korbannya tak lain adalah siswa SMA Argosaka. Tak ada yang tahu alasan mengapa siswa-siswi tersebut dibunuh.

Pihak sekolah menutup proses investigasi. Menetapkan kasus ini sebagai kasus bunuh diri. Akhirnya polisi harus menyerah dan undur diri.

Namun, saat polisi menutup kasus, beberapa siswa justru mendapat petunjuk dari surat-surat anonim. Mereka harus memecahkan teka-teki isi surat anonim tanpa bantuan polisi. Apabila gagal, taruhannya adalah nyawa mereka sendiri.

Saat persahabatan mulai diragukan, kejujuran mulai dipertanyakan, keselarasan pikiran tak mampu diusahakan. Kesetiaan pun menjadi ancaman. Apakah masih ada yang namanya teman?

chap-preview
Free preview
Prolog
    Senin pagi, seorang gadis berjalan memasuki pelataran sekolah. Ia memegang payung di tangan kanannya. Suasana di sekitarnya nampak dingin dan sepi, maklum hujan baru saja reda dan ini masih sangat pagi untuk seorang siswa berangkat ke sekolah. Yah, kecuali jika memang ada yang benar-benar penting untuk dilakukan. Baru pukul setengah enam dan gadis itu sudah berada di salah satu kelas yang merupakan kelasnya. Ia duduk di bangku paling belakang, ia terlihat sibuk mengeringkan roknya yang sedikit basah.     Namanya Tryshana Maurelia Primrose. Akrab dikenal dengan panggilan Shana. Gadis yang selalu menduduki peringkat satu paralel sejak kelas sepuluh. Ia menjadi terkenal karena dianggap jenius dan ber IQ tinggi. Ia bukan tipe gadis introvert, justru lebih bersahabat dan ceria. Walau pintar dalam pelajaran, ia tak peduli pada otaknya yang jenius itu ketika bergaul. Ia sebisa mungkin membuat teman-temannya nyaman berada di dekatnya.     Ia terbiasa berangkat sepagi ini karena rasa paranoidnya ketika sendirian di rumah. Ia juga memiliki insomnia yang lumayan membuatnya kesulitan tidur. Orang tuanya sangat sibuk dan hanya pulang pada saat-saat tertentu saja.     Shana mengeluarkan beberapa buku pelajaran dari tasnya. Ia juga tak lupa menaruhnya dengan rapi di loker mejanya. Setelahnya ia berjalan keluar kelas, membawa beberapa tissue yang telah basah dan kotor akibat kegiatan membersihkan roknya tadi.     Ia menuju tempat sampah kemudian mendekat pada wastafel untuk mencuci tangan. Matanya melihat sekeliling, masih dingin dan berkabut. Pandangan Shana berhenti pada seseorang yang berdiri di koridor gedung kelas sepuluh. Seseorang itu berada di lantai dua dan memandang ke bawah. Shana mengikut arah pandang laki-laki itu dan sesuatu pasti telah terjadi. Ini hal buruk. ***     Shana mempertajam penglihatannya. Sesuatu yang besar sepertinya tergeletak di tanah yang tertutup beberapa jenis tanaman yang menghiasi taman depan kelas. Shana kembali mendongak ke atas mencari seseorang yang berdiri di koridor itu. Nihil. Orang itu telah pergi entah kapan dan ke mana. Shana bahkan tak melihat pergerakannya.     Shana cukup curiga untuk mengecek apa yang sebenarnya tergeletak di sana. Ia berlari memotong jalur di lapangan basket. Setelah cukup dekat, Shana menyadarinya. Dia adalah manusia. Atau mungkin sekarang lebih tepatnya adalah mayat.     Shana cukup kaget dengan kenyataan bahwa ia menemukan mayat. Ia segera bertindak. Shana mengambil handphonenya yang sedari tadi ada di saku seragamnya. Ia memencet beberapa digit angka dan segera membuat sambungan telepon dengan nomor tersebut.     "Ayah, ada mayat di sekolah Prim. Ayah kesini sekarang ya." Shana berbicara dengan sesorang yang ia panggil Ayah.     "Ayah kesitu sekarang. Kamu hati-hati ya sayang."     Sambungan telepon terputus. Shana memasukkan handphonenya ke dalam saku. Ia berjalan kembali ke kelasnya. Sesekali, ia menoleh ke belakang. Shana ingin mendekat dan melihat lebih jelas wajah mayat itu, namun ia urungkan niatnya mengingat sang pembunuh bisa saja mengawasinya dan mungkin orang di koridor tadi lah pelakunya.     Beberapa menit setelah Shana kembali ke kelasnya, sirine mobil polisi dan ambulans silih berganti mengisi atmosfer udara di sekitar sekolahnya. Beberapa siswa juga mulai berdatangan ke sekolah. Mereka yang tak tahu apa yang telah terjadi hanya menunjukkan ekspresi wajah terkejut, bingung, penasaran, dan takut.     Shana tahu ayahnya akan mengungkap semuanya secara jelas. Itulah tugas ayahnya. Shana juga percaya keadaan akan aman setelah kejadian ini berlalu. ***     Seorang laki-laki berjalan keluar dari area parkir sekolah. Bajunya sedikit basah karena hujan yang hampir reda. Ia mengendarai motor tanpa menggunakan jas hujan. Ia membawa beberapa berkas di tangannya yang sepertinya dalam keadaan kering karena sebelumnya berkas itu dimasukkan ke dalam map plastik yang anti air.     Ia berjalan santai berhubung ini masih pagi. Bahkan terlalu pagi. Ia hanya bersemangat. Bersemangat memulai sekolah barunya. Ia mungkin tak pernah menetap pada satu sekolah sampai lulus. Bahkan selama SMP ia telah berpindah sekolah selama 5 kali. Setiap semester ia habiskan di sekolah yang berbeda. Hanya pada kelas sembilannya saja ia tak pindah sekolah. Nah ini adalah kali kedua ia pindah sekolah semasa SMA. Kelas sepuluh ia selesaikan di SMA Putra Bangsa sedangkan kelas sebelas ia berencana akan menyelesaikannya di SMA ini, SMA Argosaka.     Ia berjalan pelan dan berhenti di depan sebuah ruang. Ruang guru? Apa ini ya. Ia membuka pintunya, terkunci. Tak bisa dibuka. Sepertinya Arthur memang terlalu bersemangat. Laki-laki dengan nama lengkap Arthur Elias sepertinya tak berpikir bahwa guru pasti belum datang jam segini. Sekolah pun masih sangat sepi. Belum banyak murid yang datang atau belum ada yang datang kecuali dirinya. Entahlah.     Setelah melihat sekeliling laki-laki tampan dengan perawakan tinggi tegap itu berjalan ke arah gedung kelas. Ia berjalan ke koridor kelas sebelas dan naik ke lantai dua. Ia ingin melihat pemandangan lingkungan sekolahnya yang berkabut karena hujan pagi yang sudah hampir reda.     Ia melihat sekeliling dan matanya terpaku pada seseorang yang berada di koridor kelas sepuluh di lantai dua. Seseorang yang Arthur lihat sedang menatap tajam ke bawah. Arthur mengikuti arah pandang orang di koridor kelas sepuluh itu. Dari jauh pun Arthur dapat menebak dengan tepat apa yang sedang mencuri perhatian orang di koridor kelas sepuluh. Bukankah itu mayat? Arthur memasang senyum mengejek. Nampaknya pembunuh itu tidak profesional.     Arthur melihat laki-laki tadi bergerak turun dari lantai dua. Tak lama setelahnya Arthur juga melihat seorang gadis sedang berjalan mendekat ke tempat mayat itu berada. Dari raut wajah gadis itu, ia nampak kaget sejenak dan setelahnya ia mampu menguasai diri. Gadis itu pasti cukup istimewa, mengingat ia sudah ada di sekolah pukul enam pagi saat gadis lain mungkin saja sibuk berdandan di pagi hari.     Arthur hendak menghubungi seseorang. Namun, orang yang hendak ia hubungi justru menelponnya terlebih dahulu.     "Halo, Pak Gerald?" sapa Arthur.     "Iya, ini saya. Saya akan ke SMA Argosaka dalam beberapa menit karena ada kasus baru. Dari pelacakan lokasi handphone anda, saya melihat anda sudah ada di TKP. Di sana ada saksi mata yang melapor pada petugas. Lindungi saksi itu sementara waktu," kata seseorang yang bernama pak Gerald.     "Baik pak. Saya juga melihat seseorang yang kemungkinan adalah pelaku. Kita bahas setelah bapak sampai di TKP," jawab Arthur serius.     Sambungan telepon terputus. Arthur turun menuju lantai satu. Ia berjalan mendekat ke arah target. Arthur memperhatikan dari jarak cukup aman sehingga target yang disebut saksi itu tak menyadari keberadaannya.     Bukankah ini menarik? Hari pertama di sekolah barunya mungkin akan Arthur habiskan dengan membolos seharian. ***

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

BRAVE HEART (Indonesia)

read
91.0K
bc

CUTE PUMPKIN & THE BADBOY ( INDONESIA )

read
112.5K
bc

DIA, SI PREMAN KAMPUSKU ( INDONESIA )

read
471.2K
bc

Aku ingin menikahi ibuku,Annisa

read
55.1K
bc

Kupu Kupu Kertas#sequel BraveHeart

read
44.1K
bc

Kujaga Takdirku (Bahasa Indonesia)

read
76.0K
bc

Suddenly in Love (Bahasa Indonesia)

read
76.1K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook