BAB 13

836 Words

SETELAH keluarganya pergi dari sini, aku menarik Bian menjauh dari Axa, Daniel, maupun Papa. Aku ingin bicara dengannya. Meminta penjelasan atas apa yang baru saja terjadi di rumahku beberapa menit lalu. Namun, ketika sampai di kamarku, aku mendapati Bian menyerangku. Dia mendorong bahuku hingga membentur pintu. Mengunci pintu sembari mengunci pergerakanku. Wajahnya mendekat hingga kedua hidung kami bertemu. "Ada apa?" tanyanya dengan nada datar, tapi senyum tipis di bibirnya jelas-jelas memiliki makna sebaliknya. "Apa yang kau rencanakan padaku?" "Apa? Aku tidak merencanakan apa pun." Aku mendengkus. Ia pura-pura tidak tahu, padahal dia pasti tahu segala sesuatunya. "Aku tidak mau bertengkar denganmu," ujarku sembari menatap wajah tampannya. Wajah tampan, dengan rahang tegas, dan m

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD