Ryan menatap Rasi dan Aafia bergantian. “Kalian duduklah,” titahnya. Keduanya langsung menurut, duduk di sofa ukuran sedang yang pas untuk mereka berdua. “Papa sudah mendengar semuanya dari Aretha, bahwa kamu kembali menjalin hubungan dengannya beberapa waktu lalu hingga sekarang ia hamil.” Ryan berujar dengan dingin. “Itu bohong, Pa,” sergah Rasi cepat. “Diam, kamu. Apa Papa menyuruhmu bicara?” pungkas Ryan dengan tegas. Rasi menghela napas, sedangkan Aafia di sebelahnya mengusap bahu lelaki itu bermaksud menenangkannya. “Apa kamu tahu kesalahan kamu Rasi?” Rasi menggeleng. “Tidak ada yang salah dariku, Pa. Dan aku juga tidak membuat masalah apapun,” tegasnya. Keduanya beralih menatap Aretha dengan tajam. “Kamu mengelak dari perbuatanmu?” tanya Malika tak percaya. “Apa yang harus

