Ivan meninggalkan Mayang yang masih menggerutu di belakangnya. Ia bersumpah akan mencium bibir Mayang setiap hari, atau setiap memiliki kesempatan. Ia tersenyum sendiri karena tadinya ia ingin membuat Mayang candu dengan ciumannya, tetapi ternyata ia duluan yang sudah kecanduan bibir manis Mayang. "Enak nggak, Va?" tanya Ivan seraya duduk di sebelah Reva yang sedang memegang sempol ayam di tangan kanan dan telur gulung di tangan kiri. "Enak banget! Tante Mayang pinter bikin jajanan," kata Reva senang. "Alhamdulillah. Tapi, makannya pakai tangan kanan dong. Satu-satu aja, Papa juga mau," ujar Ivan. Ia mencomot satu buah sempol ayam lalu menoleh pada Mayang. Ia mengangkat alisnya senang karena berhasil menggoda Mayang lagi. "Sini, May. Ngapain kamu di situ?" "Berlindung dari iblis," bati