HAPPY READING *** Anya menatap langit-langit plafon, air matanya seketika jatuh dengan sendirinya. Jujur ia merasakan banyak sekali himpitan beban hidupnya. Ia tahu bahwa tiap-tiap orang memiliki cara masing-masing untuk mengekpresikan emosi yang ia rasakan. Ia hanya bisa menangis dalam diam. Ada kalanya ia harus mengalah dengan keadaan untuk membuatnya menjadi lebih baik. Acara makan malam tadi, keluarganya berbahagia sudah mempersiapkan pernikahan secara matang, bahkan mas Raja dengan suka cita jauh-jauh dari Jerman datang ke Jakarta untuk dirinya. Lamaran yang hanya dihitung tiga hari lagi, membuat kepalanya hampir pecah. Anya menatap ke arah layar ponsel, ia mengabaikan semua panggilan Bimo. Ia akan merenungi nasibnya setelah ini. Ia akan memilih Armand atau Bimo, namun jika