“Kenapa wajah kamu tegang begitu, Dena?” Denallie berusaha tersenyum, seolah dugaan Kania salah. “Enggak, kok. Cuma penasaran Mbak Kania mau ngomong apa.” “Maaf, nggak ada maksud begitu,” ujarnya. Tanpa pertanda, Kania langsung memeluk Denallie dengan penuh kehangatan. “Saya Cuma mau kasih tahu kalau kamu wanita hebat karena bisa menjadi penakhluk Mas Gentala. Awalnya saya sempat khawatir. Kamu nggak kuat sama sifatnya yang selama ini punya banyak teman wanita. Tapi setelah saya perhatikan, Mas Genta sesayang itu sama kamu,” tuturnya. Mendengar itu, senyum Denallie langsung muncul di wajahnya. Ada perasaan lega karena apa yang ingin dikatakan Kania bukan sesuatu yang buruk. Perlahan Kania mengurai pelukannya. “Kalau pun nanti Mas Genta masih diganggu sama teman wanitanya, kamu harus sa