Rasa bersalah mengusik dan mengiringi langkah Danial memasuki rumah Xavier. Semua rasa yang berkecamuk dan tumpang tindih dalam hatinya membuatnya ingin segera meluapkan mereka dalam rangkaian kata sesal dan penjelasan pada Ayu. Derap langkahnya terasa sedikit berat, namun pasti. Dadanya bergemuruh saat ia melihat bayangan Ayu dari balik pintu kaca. Ayu tengah menunggunya, wanita kesayangannya sedang menantinya untuk bicara. Ia sangat merindukannya. Melihat bayangannya saja sudah membuat Danial lega dan bahagia. Sejenak, Danial berpikir ingin melompat ke hadapan Ayu dan langsung memeluknya. Namun, semua tertahan oleh sorot penuh kebencian yang terpancar di mata Ayu. Oh, bumi, kubur saja aku yang telah menghilangkan pancaran kebahagiaan hidupnya, batin Danial. "Indah bilang kau pergi b