“Pak, apa aku sudah boleh menikah?” Pertanyaan yang Gantan lontarkan malam ini membuat sebuah getaran di d**a pak Rohmadi muncul. Sampai dia menarik nafas dalam, lalu membuangnya dengan begitu tenang. Pak Rohmadi melirik anak gantengnya setelah menyesap kopi yang telah menemaninya mengobrol dari beberapa menit yang lalu. “Sudah tau, menikah itu ngapain?” tanya pak Rohmadi, menatap santai seperti biasa. Gantan menunduk mengelus lengannya sendiri, lalu menatap ke arah depan sana, di mana rumah besar yang terbangun megah itu telah menjadi tempat tinggal dia dan keluarga selama hampir satu tahun. “Menikah itu sebuah hubungan yang menjalin aku dan istriku. Lalu keluargaku dan keluarga istriku juga.” Menoleh menatap bapaknya setelah mengatakan itu. “Mau menikah dengan siapa?” tanya pak Rohm