Arka mendorong tubuh Jovanka menjauh. Kewarasannya telah kembali. Ia beringsut bangun yang segera diikuti oleh Jovanka. “Kak, kita nggak seharusnya begini,” ucapnya penuh penyesalan. “Aku… aku udah punya tunangan, Kak.” “Ya terus kenapa?” Sepertinya sekarang Jovanka yang jadi tidak waras. “Kamu masih bisa membatalkan pertunangan kalian dan kembali ke aku, Arka. Kamu masih mencintaiku ‘kan? Buktinya kamu menikmati ci—” “Cukup, Kak!” potong Arka frustasi. “Itu tadi kesalahan. Aku terbawa suasana aja.” “Enggak, Arka. Nggak ada istilah ‘hanya terbawa suasana’ dalam kamusku, kamu juga menginginkannya, Arka!” “Enggak, Kak. Enggak. Aku udah punya Arista sekarang.” “Putuskan dia, Arka! Lalu kembali ke aku. Apa susahnya?” tukas Jovanka kesal. Arka menggeleng. “Nggak semudah itu,” ucapnya lir