“Dasar anak tak bertanggung jawab!” Yaksa berteriak marah, menampar putra sulungnya begitu Arka memasuki ruang tengah. Arka memegangi pipinya yang perih, menatap papanya bingung. “Arka ngapain, Pa? Kenapa Papa tiba-tiba nampar Arka begini?” “Kau masih bisa tanya kenapa? Bahkan setelah melihat Jovanka di sini?!” Kernyitan di dahi Arka semakin terlihat jelas. Ia menoleh, Jovanka dan mamanya duduk bersisian di sofa ruang tengah. Mereka menatap pertengkaran ayah dan anak itu dengan gelisah. Arya juga ada di sana, baru saja masuk. Wajah adik bungsunya itu mengeras. Entah kenapa, ada sebersit kemarahan di sana. Ada apa ini? “Apa yang kau katakan pada orang tuaku, Jovanka?!” Arka lebih dari tahu, apapun yang diucapkan wanita itu pasti yang membuat Yaksa tega menamparnya. “Lo nggak berhak

