Nada berlari sekuat yang ia bisa untuk menghindari kejaran orang yang ingin menangkapnya. Dengan wajah basah berlinangan air mata, langkah kaki mungilnya sesekali terseok. Sekujur tubuhnya lebam, darah menitik di mana-mana. Nada terus memaksa kakinya menjauh dari sana atau bahaya yang sesungguhnya akan berakhir menjadi petaka dan mengakhiri riwayatnya saat itu juga. "Argh!" Nada jatuh terpelanting dengan tubuh tertelungkup di atas lapisan tanah lembab. Tanpa menghiraukan rasa sakit di sekujur tubuhnya, Nada mengumpulkan segenap kekuatannya untuk bangkit. Namun, sayangnya Nada yang malang itu terlambat. Seseorang berhasil menangkap kakinya, seringai di wajahnya membuat Nada ketakutan. "Papa! Tolong!" Nada menjerit ketakutan. "Tidak! Jangan dekati aku, aku mohon. Pergi! Kamu bisa memin