80. Bencana Yang Direncanakan

3569 Words

Nada menatap sang ayah trenyuh. Pria paruh baya itu memang mengatakan jika dirinya baik-baik saja, tapi Nada tahu kalimat seperti itu hanyalah untuk menenangkan hatinya saja. Nada bisa melihat ayahnya yang meringis menahan sakit tiap kali bergerak. Akan tetapi hikmahnya dia menjadi bisa melihat ketulusan suaminya. Gibran tak segan membantu ayahnya melakukan hal kecil seperti duduk, memapah atau memindahkan pria berkacamata itu ke kasur. Seperti saat ini misalnya, Gibran membantu ayah mertuanya duduk, memastikan Hilman berada di posisi ternyaman dan aman barulah dia sendiri ikut bergabung di meja makan. Masing-masing orang makan dengan lahap, pun dengan Ken yang sibuk melumat makanan khusus yang memang dimasak Nada untuknya. Terkecuali Nada. Wanita itu sedari tadi sibuk mengaduk makanannya

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD