Bab 45. Marahnya Deva

1170 Words

“Eh, jangan gitu dong, Dafi,” protes Dafa. Dia mengambil kunci mobil milik Rizki. “Masa kita yang numpang, ini kamu aja yang nyetir. Biar pak Rizki sama Deva duduk di belakang. Kan kita yang pinjem mobilnya. Lagian pak Rizki kan enggak tahu alamat rumah Mahen.” “Enggak apa-apa kalau saya nyetir juga. Alamatnya kan bisa dimasukin ke google maps. Nanti sampe kan ke rumah Mahen?” Rizki menyampaikan idenya. “Sudah, Pak. Bapak enggak usah nyetir. Serahkan saja sama Dafi.” Dafa memberikan kunci mobil Rizki pada Dafi. “Ayo, jalan sekarang, keburu sore.” Dafa mendorong Dafi dari belakang menuju pintu pengemudi. “Ok, ayo jalan.” “Tunggu.” Deva membuat yang lain menoleh. “Aku duduk di depan boleh enggak sih? Biar Dafa aja yang duduk di belakang sama pak Rizki?” Deva sedang malas berdua-duaan

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD