“Gala sudah tidur ya?” tanya Nina begitu melangkah keluar dari kamar mandi. Ia mengenakan bathrobe berwarna pink pucat, surainya dijepit tinggi meski tetesan air dari anak-anak rambut yang basah masih mengalir turun ke bahu. Harum semerbak sabun yang Nina gunakan menyapa penciuman Ara. “Sudah,” jawab Ara singkat. Iris matanya lekat tertuju pada Nina sementara kedua tangannya menutup jurnal dan meletakkan buku tersebut kembali ke atas nakas. Nina meraih botol toner-nya, membuka tutup, memindahkan sedikit cairan itu ke atas telapak tangan, baru kemudian ia aplikasikan di wajahnya. Saat yang sama mendapati Ara yang terus memandangnya dari pantulan cermin. Nina memutar hadap, menguji keabsahan praduganya. Bathrobe-nya sedikit ia sibak, memperlihatkan kulit pahanya yang mulus, sementara tan

