Takut

1972 Words

Keesokan paginya. Amanda mulai mengerjapkan kedua matanya dengan perlahan-lahan saat sinar matahari mulai menghangatkan seisi ruangan kamarnya. Ia terjaga dari tidur nyenyaknya semalam dengan seulas senyuman hangat yang menghiasi wajah cantiknya, ketiak kedua mata yang cerah melihat keberadaan Tama tengah menatap ke arahnya. "Sayang, kamu sudah sampai?" tanya Amanda dengan bahagia yang membuncah, ia berusaha bangkit dari posisinya untuk merengkuh tubuh pria yang teramat dirindukannya. Namun, wanita itu tak mampu karena rasa sakit yang kembali menyerang kepalanya setiap kali bergerak berlebihan. Amanda mengaduh kesakitan sambil memegangi kepalanya, membuat Tama menjadi begitu khawatir dan segera memeluk tubuh istrinya. "Sayang, kamu jangan banyak bergerak ya. Tetaplah di posisimu, aku a

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD