Ben dan Kaia kembali ke Jakarta di hari Minggu. Mereka tiba di rumah menjelang sore dan langsung menghabiskan waktu untuk beristirahat. Menyimpan energi untuk hari Senin besok karena mereka harus sudah kembali ke kenyataan.
“Makasih banyak!” Aria berseru senang sambil memeluk Kaia setelah menerima oleh-oleh.
Kaia tertawa senang. “Sama-sama. Pake tuh lulur, biar mulus, biar cepet kecantol tuh si Angga.”
Aria melepaskan pelukan dan ikut tertawa. “Apaan sih?” katanya sambil tersipu.
“Duh, malu-malu gitu udah ditembak belum?”
Keduanya duduk di kursi masing-masing, siap untuk mulai bekerja.
“Udah ah, nggak usah bahas Angga. Dia sibuk banget.”
Kaia bisa menangkap nada kecewa dalam suara Aria. “Ada apa nih?” tanyanya sedikit khawatir.
“Bukan apa-apa. Udah ah, ayo kerja.”
Kaia ingin berta
