“Dermaga kontainer Pelabuhan Tanjung Priok pukul sepuluh malam. Jangan ajak siapapun, hanya kamu sendiri. Kalau kamu berani mengajak seseorang, kamu tahu apa yang akan terjadi dengan anakmu.” Kalimat si penculik terus terngiang-ngiang di telinga Kaia. Tubuhnya bergetar hebat, air matanya tak mau berhenti mengalir. Ben merangkul pundak Kaia erat. “Tenang, Kai, kita pasti bisa membawa Liam pulang.” “Liam, Mas, dia masih bayi.” Suara Kaia tercekat, kepalanya dipenuhi pikiran-pikiran buruk tentang anak adopsinya itu. Setelah menerima telepon misterius itu, Kaia langsung mengajak Ben kembali ke rumah. Dan begitu tiba di rumah, Nova dan Liam sudah tidak ada. “Tadi mereka keluar buat jalan-jalan di sekitar rumah, tapi nggak balik-balik lagi.” Begitu penjelasan satpam rumah Ben ketika diminta