Ben melahap mulut Kaia seolah itu adalah makanan terakhir di muka bumi. Tanpa melepas ciuman, kedua tangannya mengangkat tubuh Kaia dan menghempaskannya ke kasur. Kemeja, celana, dress, bokser, bra, celana dalam, semuanya berserakan di lantai sejak dari pintu kamar hingga ke kasur. Ben melebarkan paha Kaia, menyelipkan tubuhnya di antara kedua kaki sang istri. “Ah…!” Kaia melenguh kencang hingga ciuman mereka terlepas. Kepalanya terdongak saat ia merasakan sensasi panas dan keras di bawah sana. Ben tak menyia-nyiakan kesempatan, bibirnya segera turun ke leher Kaia, menanamkan ciuman lembut di sepanjang kulit mulus sang istri. Tak tahan dengan respon yang diberikan Kaia atas setiap tindakannya, Ben menggigit dan menghisap kulit sang istri, meninggalkan jejak kemerahan yang pasti tidak