10

1632 Words
Reynold terus mengetatkan rahangnya ketika tahu bahwa banyak mata laki-laki yang menatap ke arah Rania. Selain itu Reynold baru tahu siapa Nicholas ,àyang sebenarnya. Ternyata dia adalah Nicholas Hutama putra tunggal Erwin Hutama kolega Reynold. Dan ternyata dari cerita yang ia dengar dari Bu Sinta bahwa anaknya itu adalah teman sekolah Rania dulu dan juga sebagai guru les sang putra. Dulu Nicho terkenal bandel di sekolah bahkan guru-guru sampai angkat tangan dengan tingkah lakunya. Tapi saat itu ada seorang gadis gemuk yang imut yang masih berusia 15 tahun tiba-tiba membuat seorang Nicho yang super bandel bisa berubah total. Dari Nicho yang anti yang namanya belajar berubah menjadi Nicho yang pintar. Dan Bu Sinta sangat sayang dengan Rania bahkan beliau berharap bisa menjadikan Rania menantunya. "Aku harus segera menjadikan Rania menjadi milikku sebelum orang lain merebutnya." Kata Reynold dalam hati Suasana malam itu sungguh malam paling berat bagi Reynold karena ia harus melihat bagaimana laki-laki di acara itu begitu terpesona dengan kecantikan Rania. Bahkan Ibu Sinta selalu memonopoli Rania. Buktinya ia terus saja membawa Rania kemanapun ia pergi. Bahkan tak jarang beliau memperkenalkan Rania sebagai calon menantunya. Sementara Rania yang ada disamping ibu Sinta tidak berkata apa-apa karena ia bingung harus berbuat apa. Emang dari dulu Bu Sinta selalu bilang padanya jika ia ingin dirinya menjadi menantu di keluarga ini. Tapi dari dulu hingga detik ini Rania selalu menolak dengan cara yang halus. Dulu niat Rania membantu Reynold selain karena ia dibayar sebagai guru les Privat Nicho tapi juga karena Rania merasa Nicho memiliki kepintaran yang lebih dari yang lain. Hanya dia kurang bisa mengasahnya. Tapi Rania cukup senang usahanya selama ini tak sia-sia. Rania berhasil membimbing dan mengubah Nicho jauh berbeda dari Nicho yang dulu. Dan akibat kedekatan antara dirinya dan Nicho membuat Nicho memiliki perasaan yang lebih untuk Rania. Bahkan Nicho secara terang-terangan menyatakan perasaan sukanya pada Rania tapi hingga detik ini ia tak juga menerimanya. Baginya untuk masalah cinta bukanlah waktu yang tepat untuk sekarang. Untuk saat ini prioritas utamanya adalah menjadi seorang wanita yang sukses sehingga bisa membantu adik-adik di panti asuhan. Ia ingin adik-adik di panti bisa menjadi orang yang berhasil dengan cara terus bersekolah. Dan untuk itu Rania akan bekerja keras mengumpulkan uang agar cita-citanya bisa terwujud. Terkadang Rania sering dengar dari beberapa orang kalau Rania adalah cewek yang arogan dan sok jual mahal karena menyia-nyiakan Nicho yang tampan, sukses, dan pasti kaya raya. Serta sang ibu Nicho yang begitu sayang pada dirinya. Tapi Rania tak pernah mendengarkan itu semuanya. Baginya prioritas utamanya saat ini bukanlah soal percintaan. Bukannya Rania munafik, ia juga punya cita-cita untuk menikah dan menjadi seorang ibu. Ia juga ingin merasakan dicintai seorang laki-laki yang tulus mencintainya apa adanya. Ia ingin seperti putri di cerita dongeng. Menikah dengan pangeran berkuda yang begitu menyayanginya. Dan Rania selalu percaya bahwa akan ada masanya ia akan mendapatkan momen itu. Tapi untuk saat ini ia ingin fokus dengan pekerjaannya. Sementara itu Reynold sudah tidak kuat menahan amarah dan rasa cemburunya ketika ada beberapa laki-laki yang coba mendekati Rania. Walaupun Reynold tahu gadisnya itu menolaknya dengan halus dan sopan. Tapi tetap saja Reynold bisa melihat bagaimana tatapan laki-laki disana yang memandang tubuh Rania dengan tatapan ingin segera menerkam. Ingin rasanya ia menonjol laki-laki itu hingga babak belur agar tidak melihat gadisnya dengan tatapan lapar seperti itu. Tapi Reynold tak mungkin melakukan hal itu. Ia harus menjaga sikapnya. Karena sekarang ia datang sebagai Reynold Johson CEO Johnson Corporate. Ia tak ingin gara-gara tingkah bodohnya image perusahaan jadi buruk. Dengan langkah yang pasti, Reynold berjalan ke arah Rania yang tampak tidak nyaman berbicara dengan laki-laki yang dengan sengaja ingin menggodanya. Ia akan membawa gadisnya pergi dari sini. Setiap langkah Reynold selalu saja pusat perhatian wanita di acara itu. Bukannya Reynold bodoh atau buta sehingga tak bisa tahu jika sedari tadi banyak wanita yang berusaha menggodanya tapi bagi Reynold semua perhatiannya hanya tertuju pada Rania seorang. "Rania, kita pulang sekarang." Kata Reynold tegas "Eh ada Reynold Johson ternyata." Kata laki-laki yang mencoba menggoda Rania tadi "Hai Justin lama tak jumpa? Gimana kabar perusahaan papa anda." Tanya Reynold tidak suka "Iya kita memang udah lama tidak jumpa sejak perusahaan kita sudah tidak bekerja sama lagi. Dan aku ga nyangka akan datang ke acara ini? Bukannya kamu ga pernah peduli sama perusahaan?" Tanya Justin dengan nada menyindir Rahang Reynold mengeras mendengar ucapan Justin. Dari dulu Reynold tidak suka dengan seorang Justin Gunawan. Sosoknya sama persis seperti Orion. Sama-sama suka berfoya-foya di bawah kekayaan keluarganya. Dan yang pasti suka mempermainkan cewek. Dahulu perusahan miliknya dan millik Justin menjalin kerjasama tapi setelah perusahan Justin menyalahi aturan yang telah disepakati, akhirnya Reynold memilih mengakhiri hubungan kerjasama itu. Karena perusahan Justin memang membawa kerugian bagi perusahaan Reynold. Dan akibat pemutusan kerja sama membuat perusahaan Justin di ambang kebangkrutan. Akibatnya hubungan mereka semakin memburuk sejak saat itu. "Well, Rey gimana kalau asisten loe gue yang anterin. Gue mau ngajak dia senang-senang dulu." Kata Justin dengan tatapan mesumnya Ingin rasanya Reynold menonjok Justin. Ia benar-benar sudah kelewatan. Ketika ia sudah ingin memukul Justin tiba-tiba Rania sudah ada disampingnya. "Terima kasih atas tawarannya Pak Justin. Tapi saya ada keperluan lain soal pekerjaan dengan Pak Reynold jadi maaf saya tidak bisa ikut bersama bapak. Tapi saya ucapkan terima kasih atas tawarannya." Kata Rania berkata penuh sopan santu Amarah Reynold langsung merefa ketika Rania berkata seperti itu. Tanpa pikir panjang Reynold langsung mengajak Rania pergi dari acara itu. Tapi sebelumnya ia berpamitan dengan Pak Erwin dan Bu Sinta. "Rania, ingat kamu jangan pernah berhubungan dengan Justin ia laki-laki yang berbahaya. Dan ingat ia juga punya sifat yang licik jadi kamu harus berhati-hati." Kata Reynold memperingatkan "Baik pak saya akan selalu ingat pesan bapak." Jawab Rania "Dan satu lagi. Ketika kita tidak lagi jam kantor saya kamu hanya memanggil nama saya saja." Kata Reynold "Tapi pak itu tidak sopan." Jawab Rania menolak "Tidak apa-apa ketika kita hanya berdua atau ketika di luar jam kantor saya mau panggil nama saja." Kata Reynold lagi "Baik pak. Eh maksudnya Reynold." Jawab Rania kaku Sebuah senyum terlihat dari wajah tampan Reynold. Ini adalah titik awal untuk semakin dekat dengan Rania. Dan Reynold memastikan bahwa ia akan segera memiliki Rania. Mobil yang dikendarai Reynold melaju di jalanan yang sepi. Dan sekarang mobil itu sedang membawa mereka menuju tempat panti dimana Rania tinggal. Sebenarnya Rania sudah menolak ketika Reynold untuk mengantarnya. Karena menurutnya itu akan merepotkannya. Tapi Reynold segera mengatakan bila ia tidak suka dibantah. Jadi mau ga mau Rania ikut juga. Lagian mana Reynold tega membiarkan Rania pulang sendiri. Apalagi dengan penampilan Rania yang benar-benar membuat laki-laki diluar sana memikirkan fantasi liar mereka masing-masing. Jadi lebih baik dirinyalah yang akan menahan gairahnya sendiri. Karena sebenarnya sedari tadi ia harus menahan gairah di bawah sana agar tak menyerang Rania sekarang. Dan Reynold juga akan mandi air dingin setelah mengantar Rania pulang agar juniornya bisa tidur nyenyak malam ini. "Sekali lagi makasi sudah mengantar saya pulang." Kata Rania "Sama-sama. Kalau begitu saya pulang." Jawab Reynold to the point Tak berapa lama Reynold sudah pergi dari tempat panti Rania. Dan Rania pun masuk ke dalam. Dan ketika masuk ia disambut sang ibu. "Siapa yang mengantar kamu sayang?" Tanya Ibu Irma "Itu bos Rania Bu. Tadi aku nemenin bis ke acara salah satu koleganya. Mana pakai di dandani kayak gini. Pasti aneh ya Bu penampilan Rania?" Tanya Rania "Kamu cantik banget sayang malam ini. Ibu selalu bilang kalau kamu memang cantik." Kata Ibu Irma memuji "Cantik dari mana Bu. Gendut kali?" Kata Rania minder "Sayang di mata ibu kamu adalah perempuan yang cantik. Bukan karena cantik fisik tapi cantik hati." Kata Bu Irma kembali memuji "Makasi Bu selalu muji Rania. Oya ibu masih ingat sama Nicho ga?" Tanya Rania "Nicho yang mana ibu lupa?" Tanya Bu Irma "Itu loh Bu Nicho yang pernah les privat sama aku. Ternyata yang punya acara tadi adalah orang tuanya. Dan tadi aku juga ketemu sama ibunya." Kata Rania menjelaskan "Terus gimana? Nicho ada disana?" Tanya Bu Irma "Nicho sekarang tinggal di London buat ngelanjutin kuliah sambil ngurusin salah satu perusahaan papanya disana." Kata Rania menjelaskan "Wah sekarang dia udah jadi laki-laki sukses. Kalau ibu ga salah itu Nicho yang suka sama kamu kan?" Tanya Bu Irma "Iya ibu benar. Bahkan tadi mamanya masih terus berharap kalau aku bisa nikah sama anaknya. Tapi Rania nolak Bu. Rania merasa ga pantas Bu. Dan Rania harus tahu diri. Lagian prioritas Rania sekarang adalah karier. Jadi soal percintaan nanti aja " kata Rania "Sayang, dengerin ibu. Ibu percaya di luar sana ada laki-laki beruntung yang akan mendapatkan perempuan seperti kamu. Dan ingat jangan pernah minder. Selalu percaya diri. Karena dibalik semua kekurangan kamu pasti ada kelebihan yang akan membuat seorang laki-laki akan jatuh cinta sama kamu. Dan ibu percaya akan ada waktunya nanti kamu akan mendapatkan kebahagian." Kata Bu Irma menasehati "Iyaa bu. Rania tahu kok. Ya udah Rania ke kamar dulu. Mau mandi terus tidur. Oya besok pagi ibu mau ke pasar kan? Biar besok Rania temenin. Kebetulan Rania kemarin dapat bonus dari bos jadi kita belanja buat keperluan panti " kata Rania "Sayang, apa uangnya ga buat keperluan kamu. Kalau urusan panti ibu masih ada uang kok." Kata Bu Irma merasa tidak enak "Udah ga papa Bu. Rania juga lagi ga butuh beli apa-apa. Paling nanti kalau gajian aja Rania beli kebutuhan Rania sendiri." Kata Rania "Ya udah. Besok kita ke pasar bareng. Ya udah sana tidur udah lama. Kamu pasti capek kan?" Tanya Bu Irma "Iya bu. Rania ke kamar dulu." Kata Rania Bu Irma hanya tersenyum melihat tingkah laku anaknya itu. Ia selalu berdoa jika suatu saat Rania akan mendapat kebahagian. Dan beliau juga yakin akan ada seorang laki-laki yang akan mencintai anak asuhnya itu dengan sepenuh hati. Memberikan cinta yang berlimpah untuk Rania. Karena Rania memang pantas untuk mendapatkan sosok laki-laki yang sangat mencintainya nanti 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD