62. Baikan

1361 Words

Sania membuka matanya perlahan. Ketika sinar matahari perlahan masuk ke dalam sela horden. Matanya melirik ke sisi tempat sampingnya. Airin yang masih tidur dengan mulut sedikit terbuka. Sania mendengkus melihat air liur Airin yang keluar. “Airin! Lo jangan ngorok kayak gini anjirt!” Sania menguncang tubuh Airin, membuat Airin bukannya terbangun karena ulah Sania. Malah dia terus bergelung dengan selimut, dan memejamkan matanya untuk tidur. Sania melihat sahabatnya yang tertidur. Mendengkus dan perlahan Sania turun dari atas ranjang. Lalu dia berjalan menuju pintu kamar. Sania membuka pintu kamar, tubuhnya menegang. Karena di sofa. Di depan sana melihat suaminya yang terbaring dengan mata terpejam dan kelihatan sangat nyenyak sekali dalam tidurnya. Sania menoleh ke belakang. Airin anji

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD